SMKN 3 Mataram Memulai Peringatan 80 Tahun RI dengan Spirit Spiritual dan Kebersamaan

Dzikir dan Doa di Bawah Langit Merdeka

SMEKTI KOMPAK (15/08/2025) – Jum'at pagi, 15 Agustus 2025, lapangan SMK Negeri 3 Mataram berubah menjadi panggung kebersamaan. Di bawah langit biru yang bersih, ratusan guru dan lebih dari seribu siswa muslim duduk bersila dalam barisan rapi. Lantunan dzikir mengalun, berpadu dengan desiran angin, menghadirkan suasana yang jarang ditemui di tengah rutinitas sekolah kejuruan.

 Kegiatan bertajuk “Dzikir dan Doa untuk Negeri” itu menjadi salah satu agenda perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan RI di sekolah tersebut. Tidak ada karnaval atau lomba balap karung pagi itu — yang ada hanyalah doa yang diucapkan bersama, sebuah jeda hening untuk mengingat kembali makna merdeka.

 Syukur yang Dihidupkan

 Pagi itu, sholat dhuha berjamaah menjadi pembuka. Dilanjutkan dzikir dan doa yang dipimpin salah seorang guru Pendidikan Agama Islam. Tak semua siswa menunduk kaku; sebagian menutup mata, bibirnya bergetar pelan. Ada yang menyeka sudut mata. “Syukur itu bukan hanya kata, tapi tindakan,” ucap seorang guru MGPAI, mengisyaratkan bahwa dzikir ini juga untuk merayakan prestasi siswa-siswi yang baru saja pulang dengan piala dari berbagai lomba.

 

Satu Panggung, Satu Pesan

 Dari kesunyian dzikir, suasana beralih ke dentuman semangat. Coach Kaffa, pengusaha dan Entrepreneurial Mindset Mainstreamer berpengalaman, mengambil mikrofon. Dalam durasi singkat, ia menanamkan sebuah rumus:

 “Kesuksesan ditentukan oleh mental, psikologis, dan tekad. Digital itu alat bantu, bukan penentu,” katanya, menggarisbawahi pentingnya membangun diri sebelum membangun karier.

 Kaffa tak sekadar bicara soal motivasi, tapi juga soal kedaulatan pribadi: kemampuan mengendalikan pikiran dan keputusan sendiri di tengah derasnya arus digital.

 

1500 Kotak Kebersamaan

 Menjelang siang, aroma makanan menguar dari sisi lapangan. Sebanyak 1.500 kotak sarapan dibagikan, hasil donasi Kegiatan JuBah Abu yang dikumpulkan beberapa hari sebelumnya. Guru dan siswa duduk bersisian, tanpa pembatas formal. Sendok plastik mengetuk kotak nasi, diselingi tawa dan obrolan ringan — menandai bahwa kebersamaan juga bisa lahir di meja makan sederhana.

 Merayakan dengan Jiwa

 Bagi SMKN 3 Mataram, kemerdekaan tidak hanya tentang sejarah 80 tahun lalu. Pagi itu mereka merayakan kemerdekaan dengan jiwa — menggabungkan spiritualitas, motivasi, dan gotong royong. Di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin individualistis, sekolah ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk berhenti, mengucap syukur, dan meneguhkan tekad bersama.

 Di langit, bendera merah putih berkibar. Di hati, sebuah kesadaran baru tumbuh: merdeka berarti bersatu, berdaulat, dan terus berjalan maju — dimulai dari diri sendiri.

  

[Story Box]

Tokoh Di Balik Panggung Dzikir 

Coach Kaffa – Dari Pengusaha ke Penggerak Mindset

 > Nama lengkapnya Aldo el-Haz Kaffa, dikenal sebagai Certified Coach Wirausaha dan CEO Kaffa Business Coach. Latar belakangnya bukan hanya teori, tapi praktik lapangan — dari industri waste water treatment di Bali hingga mendampingi komunitas dan sekolah di NTB. Filosofinya sederhana: Think Big, Start Small, Act Now. Dalam sesi motivasi di SMKN 3 Mataram, Kaffa memadatkan pengalamannya menjadi tiga kunci sukses: mental, psikologis, dan tekad. Ia percaya, bangsa yang ingin berdaulat harus dimulai dari individu yang kuat mentalnya.

 Tim MGPAI – Spirit Spiritual di Sekolah Kejuruan

 Di balik acara dzikir ini ada Musyawarah Guru Pendidikan Agama Islam (MGPAI) SMKN 3 Mataram. Tim inilah yang menggagas ide merayakan HUT RI dengan dzikir massal dan doa bersama. Bagi mereka, merayakan kemerdekaan tak hanya dengan upacara dan lomba, tetapi juga dengan memperkuat iman dan mengikat hati seluruh warga sekolah. --- Tim Media SMEKTI


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin