Salam Guru Penggerak,
Selamat Pagi
Perkenalkan nama saya I Komang Yogi Sukmantara, Peserta Pendidikan Guru Penggerak angkatan 11 dari SMK Negeri 3 Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini saya akan memaparkan koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi modul pemikiran Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.
Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Saya mengajar di sekolah menengah kejuruan yang memiliki murid dengan karakter yang unik. Saya memiliki keyakinan bahwa murid yang mendapatkan hasil belajar yang bagus adalah murid yang pintar, karena setiap saya berikan asesmen murid tersebut mendapatkan hasil yang baik. Ada pemahaman menarik yang saya selalu ingat tentang hasil belajar yang saya dapatkan dahulu di bangku kuliah yaitu tentang distribusi kurva normal, yaitu ada sebagian murid akan mendapatkan hasil belajar rendah atau kemampuannya rendah, ada sebagian besar akan mendapatkan nilai sedang atau rata-rata, dan di bagian akhir kurva ada sebagian kecil murid akan mendapatkan hasil belajar yang bagus sekali. Dari distribusi kurva normal ini saya menilai wajar ada siswa yang kemampuannya rendah kemampuannya rata-rata dan kemampuan belajarnya tinggi. Pembelajaran yang saya berikan di kelas cenderung menggunakan metode belajar ceramah atau direct instruction, jadi kegiatan belajar banyak saya berikan berupa pemaparan melalui tayangan powerpoint dan menjelaskan konsep-konsep di papan tulis, siswa mendengarkan apa yang saya sampaikan dan mencatat apa poin-poin belajar yang perlu mereka kuasai.
Saya melihat tidak semua siswa aktif dalam kegiatan belajar, ada yang serius mendengarkan sebagian lagi mengikuti dengan pasif dan sebagian lagi tidak peduli dengan apa yang saya sampaikan. Saya usahakan pada setiap pertemuan memberikan tugas kepada siswa untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu dengan harapan mereka akan membaca atau berdiskusi lebih mendalam tentang materi yang saya sampaikan, apabila ada siswa yang tidak mengerjakan maka saya akan memberikan teguran dan hukuman.
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah saya mempelajari modul ini, saya baru memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, dimana menurut beliau bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Hal ini mengajar kepada kita sebagai guru menuntun bukan berarti memaksakan kehendak pendidik kepada anak didik. Pendidik hanya bertugas sebagai pamong atau pembimbing yang membantu anak didik menemukan jalannya sendiri. Pendidik berperan sebagai fasilitator yang membantu anak didik dalam proses belajarnya. Pendidik menyediakan ruang belajar yang aman dan nyaman, serta memberikan dorongan dan motivasi agar anak didik dapat mencapai potensi terbaiknya.
Saya sebagai pendidik harus menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikannya masing-masing, karena mereka secara kodrat sudah memiliki garis yang kita sebagai guru harus mengetahui dan menebalkan garis-garis yang ada pada murid. Proses pembelajaran yang ada sebaiknya mengakomodir kebutuhan belajar murid.
Kemajuan teknologi yang semakin berkembang tidak bisa kita hindarkan, sebagai pendidik kita harus menyadari bahwa guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan yang menjadi referensi murid. Banyak sekali sumber pengetahuan yang dapat digali oleh setiap murid, yang sesuai dengan bakat dan minat yang ada pada dirinya. Saya akan berupaya untuk selalu menuntun murid saya sebagai fasilitator dan menempatkan murid menjadi subjek dalam pembelajaran untuk menemukan pengetahuan dan pemahamannya.
Saya tidak boleh hanya berfokus pada kemampuan pengetahuan saja tetapi juga harus dapat mendampingi murid mengembangkan kemampuan budi pekertinya. Dengan memahami filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya mulai merencanakan pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan membantu murid menjadi manusia yang merdeka. Murid sebagai individu yang unik, berbeda satu dengan yang lain berhak mendapat tuntunan yang tepat sehingga murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara?
Pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara sangat relevan sekali diterapkan pada pembelajaran kelak dikelas yang akan saya selenggarakan. Saya ingin murid saya dapat belajar secara utuh dengan memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan pembelajaran dikelas didorong agar murid menjadi mandiri (merdeka lahir).
Saya melihat bahwa kodrat alam dan kodrat jaman murid saat ini mempunyai tantangan tersendiri, perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung, kemudahan akses internet, permainan game pada handphone, maraknya judi online, telah menjadi tantangan tersendiri, sebagai seorang pendidik, kita harus mengambil manfaat yang besar dengan adanya kemajuan teknologi, misalnya dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran hybrid yang memadukan tatap muka dikelas dan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Tapi disisi lain akan terus mengingatkan siswa, menuntun siswa, agar menggunakan teknologi secara positif, agar mereka ingat jati dirinya, ingat akan jati diri bangsa. Dimana kemerdekaan pendidikan yang mereka rasakan saat ini, merupakan buah perjuangan pahlawan bangsa, yang mengorbankan jiwa dan raganya, termasuk perjuangan pahlawan pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang lain dan sangat terkenal dalam dunia Pendidikan di Indonesia yaitu “ing ngarso sung tulodho" (di depan memberi contoh/suri teladan), “ing madya mangun karsa" (di tengah membangun semangat, kemauan), “tutwuri handayani” (di belakang memberi dorongan). Sebagai pendidik, saya akan berusaha memberikan contoh atau teladan yang baik bagi murid, selalu memberi semangat dan motivasi serta mendorong murid agar mampu berkembang dengan baik. Mendorong siswa agar berperilaku hidup sehat, berperilaku sopan dan santun, menghargai perbedaaan.
Berkaitan dengan budi pekerti, Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Mendorong siswa dalam pembelajaran dikelas, mengembangkan budi pekerti yang luhur sesuai dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakat dan bangsa.
Demikian banyak sekali pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran dikelas. Semoga dengan menerapkan secara utuh pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pelaksanaan pembelajaran dikelas menjadi menyenangkan, kompetensi pengetahuan dan ketrampilan meningkat, serta sikap murid selalu santun dan sopan, dan semua murid bisa mandiri untuk menghadapi tantangan jaman yang ada dihadapannya.