Saya sering ditanya ketika ngobrol dengan sahabat. Saya ingin mengubah kebiasaan yang tidak mensupport tapi kenapa sulit ya? Hal ini banyak dialami orang dengan berbagai kebiasaan seperti ingin berhenti merokok, ingin berolah raga, ingin membaca buku dan lain sebagainya. Mungkin juga Anda yang membaca artikel ini mungkin juga mengalaminya yaitu : Mengapa Anda sulit berubah dari kebiasaan sebelumnya?
Mungkin Anda setelah membaca atau menonton youtube akhirnya memutuskan untuk berolah raga, sehingga keesokan harinya Anda dengan semangat 45 bangun jam 5 pagi kemudia ambil sepatu dan berolah raga. Tapi itu hanya berlangsung satu minggu, dua minggu dan akhirnya kembali ke kebiasaan lama malas berolah raga.
Atau Anda yang mempunyai kebiasaan menunda dan Anda tahu bahwa menunda itu tidak baik tapi Anda sulit sekali mengubah kebiasaan menunda itu. Setiap kali ada tugas Anda selalu menunda dan menunda lagi, walaupun Anda tahu kalau dikerjakan lebih awal hasilnya jauh lebih baik karena Anda punya waktu untuk melakukan koreksi yang mungkin terjadi dari pada Anda mengerjakan menjelang akhir waktu.
Anda mungkin seorang perokok sejak lama dan memutuskan untuk berhenti merokok, setelah seminggu 2 minggu bahkan mungkin sebulan Anda tidak merokok. Tapi apa yang terjadi, di bulan kedua atau ketiga Anda merokok lagi.
Atau Anda memiliki anak yang masih duduk di bangku SMA , kemudian Anda di panggil oleh guru BK bahwa anak Anda sering tidak masuk sekolah. Dengan berbagai cara , Anda dan guru menasehati bahkan guru membuat surat pernyataan untuk anak Anda. Anak Anda berubah , tapi hanya seminggu atau dua minggu kemudian minggu ke tiga kambuh lagi tidak masuk lagi.
Dari beberapa contoh di atas, sebenarnya apa yang terjadi pada diri Anda dan anak-anak Anda. Kenapa sulit sekali mengubah perilaku atau kebiasaan. Dinasehati sudah. Dengan cara lembut sudah. Dengan cara kasar sudah. Sampai Anda putus asa dan berkata , Tuhan apa yang harus saya lakukan, Tuhan apa salah saya. Ini yang sering terjadi di masyarakat.
Homeostasis
Kenapa hal-hal di atas bisa terjadi ?
Ada hukum alam berlaku pada setiap mahluk hidup di muka bumi ini yaitu kecenderungan mahluk hidup untuk tetap mempertahankan kestabilan diri di saat lingkungan di sekelilingnya mengalami perubahan yang dalam ilmu biologi disebut homeostasis. Sebagai contoh, ketika kita dan beberapa orang berada dalam ruang AC dan tiba-tiba AC mati sehingga menyebabkan suhu dalam ruangan naik, maka tubuh akan melakukan respon mengeluarkan keringat untuk mempertahankan suhu tubuh kita. Bayangkan saja jika, tubuh kita tidak mengeluarkan keringat maka suhu tubuh kita akan ikut naik mengikuti kenaikan suhu ruangan dan ini berbahaya bagi tubuh.
Hukum ini juga berlaku dalam perilaku mahluk hidup. Tahun 2000-an ada acara televisi yaitu Tukar Nasib yaitu orang kaya yang tinggal di rumah orang miskin dan sebaliknya orang miskin ini tinggal di rumah orang kaya yang perabotannya serba mewah. Ketika orang kaya tinggal di rumah orang miskin, dia tidak ada masalah, karena dia sudah pernah mengalaminya. Sementara orang miskin ketika tinggal di rumah orang kaya yang perabotannya serba mewah mengalami kesulitan, ketika mau tidur bukannya tidur di Kasur yang empuk dan nyaman malah tidur di karpet, merasa tidak layak tidur di tempat yang mewah. Kenapa? Disinilah berlaku hukum alam yang disebut homeostasis, jiwa miskinnya meronta-ronta (maaf bercanda). Tempat tidur itu adalah yang dia inginkan tapi ada bagian dalam dirinya yang menolak.
Satu sisi homeostasis itu membantu Anda sebagai pertahanan diri dan disisi lain homeostasis justru menghambat Anda untuk bergerak maju, yang dalam bahasa orang awam sering disebut zona nyaman. Hal ini berlaku diberbagai bidang kehidupan, sehingga sering orang mengatakan semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang menerpa. Sepintas mungkin akal sehat kita bisa menerima perumpamaan ini, tapi bahayanya jika itu diyakini bisa menjadi belief (keyakinan) dan itu yang akan terjadi. Anda perlu hati-hati disini, ketika Anda gagal kemudian memberi makna yang kurang tepat maka benar-benar menjadi belief, kemudian Anda bertanya atau memberi pemaknaan seperti :
Apa yang salah yang saya lakukan?
Mungkin sekarang belum waktunya ?
Akan indah pada waktunya ?
Mungkin Tuhan berkehendak lain ?
Dan sebagainya, yang semuanya itu adalah penghiburan tanpa makna dan lagi membawa nama Tuhan.
Bagaimana solusinya ?
Solusi pertama yang mungkin Anda tidak suka yaitu banyak belajar, banyak membaca buku-buku pengembangan diri untuk menambah wawasan dalam pikiran Anda sehingga Anda memiliki pemahaman yang benar bagaimana hukum alam ini bekerja dan tidak terjebak dengan keyakinan-keyakinan yang membelenggu yang pada akhirnya Anda juga mempercayainya dan itulah yang terjadi. Kalau Anda tidak mau belajar maka Anda tidak tahu apa yang Anda tidak tahu. Bagaiman jika Anda tidak suka membaca ? Ini adalah homeostasis Anda , penyelesaiannya ada disolusi terakhir.
Solusi kedua. Pahami cara kerja pikiran dengan benar. Dengan banyak membaca kemudian memahami cara kerja pikiran kemudian memraktekkannya dalam keseharian, maka Anda akan menjadi lebih bijaksana dalam memberikan respon dari setiap kejadian. Respon Anda akan menjadi lebih positif sehingga hidup Anda menjadi lebih damai, lebih bermakna dan bahkan bisa menjadi contoh bagi orang lain. Bagaimana jika Anda sulit mempraktekkannya ? Ini adalah homeostasis Anda , penyelesaiannya ada disolusi terakhir.
Solusi ketiga. Hati-hati dengan tip trik yang ada di media sosisal. Saat ini banyak sekali yang membuat tip trik yang menjanjikan kesuksesan dan sebagainya dengan cara instan dan banyak yang halu. Sebelum lebih jauh mempercayainya silahkan cek background orang tersebut, bila perlu dengan siapa dia belajar atau siapa gurunya. Bagaiman track record dia selama ini ? Disini banyak orang terjebak dan mengalami kerugian yang cukup besar akhirnya hidupnya bukannya semakin membaik tapi semakin down. Kalau ada yang mengalami ini penyelesainnya ada di solusi terakhir.
Solusi keempat. Kurangi kepo dengan status orang di media sosial yang tidak jelas makna dan manfaatnya buat Anda. Saat ini, penggunaan media sosial begitu merebak dan Anda (mungkin) bagian dari korban atau pelaku media sosial. Baru bangun langsung buka smartphone dan lihat status orang, si A begini, si B begitu, si C begono yang tidak jelas manfaatnya untuk Anda bahkan mungkin membuat Anda emosi atau marah yang mengganggu pikiran Anda.
Solusi kelima. Jika solusi di atas tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah Anda maka yang perlu Anda lakukan antara lain :
(1) Pergi ke psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi dan meminta solusi sesuai prosedur yang diterapkan.
(2) Datang ke professional terapis untuk melakukan terapi seperti Akademi Hipnoterapi Indonesia atau Klinik Mental
Kesimpulan
Setiap orang secara alamiah dibekali oleh Tuhan sebuah kemampuan untuk tetap mempertahankan kestabilan diri di saat lingkungan di sekelilingnya mengalami perubahan yang dalam ilmu biologi di sebut homeostasis.
Kondisi ini satu sisi untuk mempertahankan diri dan sisi lain bisa menghambat ketika hendak melakukan perubahan ke arah lebih maju.
Saat di fase perubahan hendaknya hati-hati karena ada bagian diri Anda yang tidak terima perubahan yang terjadi bahkan mungkin Anda akan gagal mengalami perubahan yang dikehendaki yang mungkin mengakibatkan Anda secara mental menjadi down dan memberi makna negatif sehingga bisa menjadi belief (keyakinan) yang justru menghambat perubahan yang Anda inginkan.
Coba Anda ingat beberapa peristiwa yang pernah Anda alami yang mengalami kegagalan. Ada berapa peristiwa yang Anda alami? Bagaimana Anda memberi makna peristiwa tersebut? Ketika Anda mengingat peristiwa tersebut, bagaimana perasaan Anda sekarang? Apakah peristiwa tersebut mengganggu Anda ketika mengingatnya. Jika masih mengganggu, artinya homeostasis yang Anda alami perubahan yang Anda inginkan untuk lebih maju. Artinya Anda perlu konsultasi ke spsikolog atau psikiater atau melakukan terapi ke profesioanl terapi.