SMEKTI KOMPAK (16/5/25) - Belajar tidak selalu harus di kelas, duduk diam mendengarkan guru. Di SMK Negeri 3 Mataram, belajar bisa datang dari hal-hal di sekitar kita—termasuk limbah. Limbah yang biasanya dibuang, ternyata bisa dijadikan bahan belajar yang seru dan bermanfaat.

Guru-guru di jurusan Teknik Kimia Industri punya cara kreatif untuk mengajak siswa belajar sambil peduli lingkungan. Lewat pendekatan pembelajaran berbasis proyek, siswa tidak hanya belajar teori, tapi juga langsung praktik, mencoba hal baru, bahkan menciptakan produk.

Misalnya, Bu Baeduriyah, S.Pd., guru IPA-S dan Kimia Industri, mengajak siswa membuat semir sepatu dari arang batok kelapa. Dari proses membuat arang, mencampur bahan, hingga menghasilkan produk, semua dilakukan oleh siswa sendiri. Sambil belajar kimia, mereka juga belajar inovasi dan produksi.

Ada juga Bu Rida Rosalina, S.Pd., yang bersama siswanya membuat sabun cuci piring dari kulit nanas. Kulit nanas yang biasanya dibuang, difermentasi lalu diuji efektivitasnya sebagai bahan aktif. Siswa diajak membaca jurnal, merancang percobaan, dan membuat laporan—seperti peneliti sungguhan!

Dari kegiatan ini, siswa belajar banyak hal: berpikir ilmiah, bekerja dalam tim, menyelesaikan masalah, dan tentu saja lebih peduli terhadap lingkungan.

Kepala SMKN 3 Mataram, Bapak Sulman Haris, S.Ag., M.Pd.I., memberi dukungan penuh. Beliau bangga karena guru-guru berani mencoba hal baru dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa. Katanya, “Kalau siswa bisa menemukan sesuatu lewat risetnya sendiri, itu akan jadi pengalaman belajar yang sangat berharga.”

Dari hal sederhana di sekitar kita, ternyata bisa lahir ide-ide luar biasa. Limbah bukan lagi sampah, tapi bisa jadi bahan belajar yang menyenangkan. Inilah semangat belajar di SMK Negeri 3 Mataram—belajar dari sekitar, berkarya untuk masa depan.